Selasa, 05 Mei 2015

Perencanaan dan Pemanfaatan Media BK

     A.    LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN MEDIA BK
Sadiman (2002) menyatakan bahwa kegiatan belajar dan kegiatan layanan bimbingan dan  konseling di kelas pada dasarnya adalah proses komunikasi. Hal ini menunjukkan bahwa konselor atau guru pembimbing sebagai sumber informasi memiliki kebutuhan untuk menyampaikan informasi (materi bimbingan dan konseling) kepada siswa sebagai penerima informasi. Penyampaian informasi ini dapat melalui cara-cara biasa seperti berbicara kepada siswa, atau melalui perantara yang disebut sebagai media.
Briggs (Sadiman, dkk, 2002) menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar dan atau menerima layanan bimbingan dan konseling. Definisi tersebut mengarahkan kita untuk menarik suatu simpulan bahwa media adalah segala jenis (benda) perantara yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada orang yang membutuhkan informasi.
Kemudian Menurut Wina Sanjaya (2012: 57) media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya video, televisi, komputer, dan lain sebagainya.
Lebih lanjut, dalam kegiatan layanan bimbingan dan  konseling dikenal pula istilah media bimbingan dan konseling. Suyitno (1997) menyatakan bahwa media bimbingan dan  konseling adalah suatu peralatan baik berupa perangkat lunak maupun perangkat keras yang berfungsi sebagai alat bantu bimbingan dan alat bantu mengajar. Sebagai alat bantu dalam kegiatan layanan bimbingan dan  konseling, maka media bimbingan ini akan disesuaikan dengan karakteristik masing-masing materi bimbingan dan konseling yang akan disajikan juga memperhatikan karakteristik siswa.
Media komunikasi yang dimaksud adalah media untuk membantu pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. Beberapa media yang dimaksud adalah papan bimbingan, kotak masalah, Permainan Halma Manusia, Komputer (internet), peralatan audio seperti tape recorder dan peralatan visual seperti VCD/DVD.
Sri Lestari Soetojo  (2012) dalam penggunaan media bimbingan dan konseling seorang konselor perlu memperhatikan berbagai hal sebagai berikut ini:
1.      Analisis kebutuhan/permasalahan siswa
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013:9), penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah dimulai dengan analisis kebutuhan (need asasmen). Need Asasmen digunakan untuk mengidentifikasi aspek-aspek kebutuhan peserta didik. Kegiatan asasmen meliputi hal-hal berikut ini:
a.    Asasmen lingkungan yang terkait dengan kegiatan mengidentifikasi harapan sekolah dan masyarakat, sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan program BK, kondisi dan kualifikasi konselor dan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
b.    Asasmen kebutuhan peserta didik yang terkait dengan karakteristik peserta didik seperti aspek-aspek fisik. Kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar. Minat peserta didik, masalah yang dialami, kepribadian dan tugas perkembangannya. Hasil dari need asasmen direkap, dianalisis dan diinterpretasi dan diadministrasikan sehingga dapat dijadikan bahan masukan dalam perencanaan media BK yang akan digunakan.
2.      Penentuan tujuan yang akan dicapai
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013: 11),  rumusan tujuan yang akan dicapai adalah perilaku yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah memperoleh layanan BK. Tujuan hendaknya dirumuskan secara jelas dan tujuan tersebut dapat tercapai melali pelayanan konseling.
3.      Analisis situasi dan kondisi sekolah
4.      Penentuan jenis kegiatan yang akan dilakukan
5.      Penentuan personel-personel yang akan melaksanakan
6.      Perkiraaan biaya yang dimiliki sekolah
Yaitu memperkirakan banyak sedikitnya biaya yang dibutuhkan untuk membuat media yang akan dipakai. dalam membuat media sebaiknya menggunakan biaya yang tidak mahal dan bisa dijangkau oleh semua siswa.
7.      Mengantisipasi kemungkinan hambatan dalam penggunaan media bimbingan dan konseling
8.      Waktu dan tempat untuk digunakannya media bimbingan dan konseling.
Selanjutnya, menurut Muhammad Rohman dan Sofan Amri (2013: 122), langkah-langkah dalam pemilihan media pembelajaran ada 6 , yaitu:
1.      Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan antara apa yang dimiliki siswa dengan apa yang diharapkan. Contoh jika kita mengharapkan siswa dapat melakukan shalat dengan baik dan benar, sementara mereka baru bisa takbir saja maka perlu dilakukan latihan untuk rukuk, sujud dan sebagainya.
Setelah kita menganalisis kebutuhan  siswa, maka kita selanjutnya kita menganalisis karakteristik siswa, baik menyangkut kemampuan pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Cara mengetahuinya bisa dengan tes atau dengan yang lainnya. Langkah ini dapat disederhanakan dengan cara menganalisis topik-topikmateri ajar yang dipandang sulit.dan karenanya memerlukan bantuan media.
Pada langkah ini dapat pula ditentukan ranah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, termasuk rangsangan indera mana yang diperlukan (audio, visual, gerak atau diam).
2.      Merumuskan tujuan instruksional (instructional objective) dengan operasional dan khas
Ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut:
a.       Tujuan instruksional harus berorientasi kepada siswa.
Artinya tujuan instruksional ini harus benar-benar menyatakan adanya perilaku siswa yang dapat dilakukan atau diperoleh setelah proses belajar dilakukan.
b.      Tujuan harus dinyatakan dengan kata kerja yang operasional.
Artinya kata kerja itu menunjukkan suatu perilaku atau perbuatan yang dapat diamati atau diukur. Contoh kata kerja operasional “ mengidentifikasikan sedangkan kata kerja tidak operasionalnya mengerti”.
3.      Merumuskan butir-butir materi secara  terperinci yang mendukung tercapainya tujuan
Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dapat dilihat dari sub kemampuan atau keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran, sehingga materi yang disusun adalah dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dari kegiatan proses belajar mengajar. Setelah daftar butir-butir materi dirinci maka langkah selanjutnya adalah mengurutkannya dari yang sederhana ke yang rumit.


4.      Mengembangkan arat pengukur keberhasilan
Alat pengukur harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dari materi-materi pembelajaran yang disajikan. Bentuk alat pengukurannya bisa dengan tes, pengamatan, penugasan atau checklist perilaku.
5.      Menulis naskah media
Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media rancangan yang merupakan penjabaran dari pokok-pokok materi yang telah disusun secara baik seperti yang telah dijelaskan tadi. Supaya materi pembelajaran itu dapat disampaikan melalui media, maka materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah program media.
Naskah program media adalah sebagai penuntun dalam memproduksi media. Artinya menjadi penuntun dalam mengambil gambar dan merekam suara, karena naskah berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera atau bunyi dan suara yang harus direkam.
Tahapan dalam pembuatan atau penulisan naskah adalah berawal dari adanya ide atau gagasan yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Selanjutnya pengimpulan data dan informasi, penulisan sinopsis dan treatment, penulisan naskah, pengkajian naskah atau revisi naskah sampai naskah siap dipresentasikan.


6.      Mengadakan tes atau  uji coba dan revisi  
Tes atau uji coba dapat dilakukan baik melalui perseorangan atau melalui kelompok kecil atau juga melalui tes lapangan, yaitu dalam proses pembelajaran yangs sesungguhnya dengan menggunakan media yang dikembangkan. Sedangkan revisi adalah kegiatan untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap perlu mendapatkan perbaikan atas hasil dan tes.

     B.     LANGKAH-LANGKAH PEMANFAATAN MEDIA BK
Manfaat yang dapat diperoleh melalui penggunaan media itu sendiri (Latuheru, 1988: 23-24) yaitu antara lain :
1.      Dapat membuat proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dan lebih interaktif karena penggunaan media dapat meningkatkan rasa ingin tahu, sikap positif dan motivasi belajar siswa.
2.      Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera karena rumit dapat digunakan untuk memanipulasi objek dan pariwisata antara lain :
a.       Obyek yang berbahaya, yang terlalu besar, terlalu kecil, terlalu rumit, dapat dipelajari melalui gambar atau model dengan memperkecil yang berukuran besar, menyederhanakanyang rumit atau mengatur gerakan yang terlalu cepat atau terlalu lambat.
b.      Peristiwa dan prosedur yang perlu diamati secara berulang-ulang dalam mempelajarinya dapat direkam, difoto, dan ditampilkan kembali melalui rekaman.
c.       Dapat memperjelas, menyeragamkan dan mengefesienkan penyajian materi pembelajaran dengan dapatnya media disiapkan terlebih dahulu, banyak hal yang dapat dipertimbangkan dan dilakukan untuk membuat penyajian materi pembelajaran lebih jelas, lebih sistematis dan lebih efesien.
Manfaat lain yang dapat diperoleh dengan penggunaan media pembelajaran adalah :
a.    Menigkatkan produktifitas pendidikan
b.    Memungkinkan terlaksananya pembelajaran yang sifatnya lebih individual
c.    Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran
d.   Lebih memantapkan pembelajaran dengan menggunakan berbagai jenis media yang dapat menyajikan informasi atau materi pembelajaran secara lebih kongkrit
e.    Memungkinkan belajar secara seketika, karena dengan media dapat memberikan pengalaman langsung bagi seseorang tanpa harus terikat atau tergantung pada satu
f.     Memungkinkan penyajian untuk jangkauan lebih luas, pengkajian untuk objek atau peristiwa penyajian untuk sesuatu yang sulit dijangkau oleh indera kita, hal ini dilakukan melalui penggunaan media elektronika dan media massa.


Sedangkan Sudjana, dkk. (2002:2) menyatakan tentang tujuan pemanfaatan media adalah :
a.       Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi
b.      Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
c.       Metode mengajar akan lebih bervariasi, dan
d.      Siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar.

Menurut Erlinna tahun 2013 langkah-langkah pemanfaatan media adalah sebagai berikut:
1.      Persiapan sebelum menggunakan media
a.       Mempelajari petunjuk penggunaan media yang akan digunakan atau mungkin diperlukan buku-buku khusus tentang cara penggunaan media yang akan digunakan tersebut, terutama bila dibutuhkan perangkat keras seperti berbagai jenis pesawat proyektor (media elektronik). Periksalah voltase alat untuk disesuaikan dengan listrik setempat sebelum menghidupkan alat . Setelah itu , ikuti pentunjuk-petunjuk khusus tiap alat.
Misalnya OHP ada petunjuk khusus penempatan layer, pemakaian pesawat yang menghemat lampu OHP , cara meletakkan alat , tempat berdiri guru, dll.
b.      Semua peralatan yang akan digunakan perlu disiapkan sebelumnya, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran tidak akan terganggu oleh hal-hal yang bersifat teknis.
Perhatikan pengaturan ruang maupun pebelajar , bila media akan digunakan secara kelompok, penempatan media diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan semua pebelajar untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
2.      Pelaksanaan penggunaan media
Pada saat kegiatan belajar dengan menggunakan media berlangsung, hendaknya dijaga agar suasana tetap terjaga . Keadaan tenang tidak berarti pebelajar harus duduk diam , yang penting perhatian pebelajar tetap terjaga.
Bila hendak menggunakan pesawat proyektor yang memerlukan kegelapan ruang , usahakan agar siswa masih dapat menulis , sehingga masih mungkin membuat catatan yang perlu . Misalnya dalam proses pembelajaran pengajar masih perlu menambahkan penjelasan yang harus ditulis dipapan tulis atau di transparansi , usahakan agar siswa tidak terhalang oleh posisi berdiri pengajar.
3.      Evaluasi    
Tahap ini merupakan tahap penyajian apakah tujuan pembelajaran telah tercapai, selain untuk memantapkan pemahaman materi yang disampaikan melalui media. Untuk itu perlu disediakan tes yang harus dikerjakan oleh pebelajar sebagai umpan balik . Kalau ternyata tujuan belum tercapai, maka pengajar perlu mengulangi sajian program media tersebut


e.       Tindak lanjut
             Dari umpan balik yang diperoleh , pengajar dapat meminta siswa untuk memperdalam sajian dengan berbagai cara , misalnya : diskusi tentang hasil tes , mempelajari referensi dan membuat rangkuman , melakukan suatu percobaan , observasi dll.



KEPUSTAKAAN

Arief S. Sadiman, dkk. 2002. Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta : RajaGrafindo Persada.
Erlinna. 2013. langkah-langkah pemanfaatan media (online). https://erlinna.wordpress.com/pengetahuan/101-2/. Diakses 23 Maret 2015.
John D. Latuheru . 1988. Media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar masa kini. Jakarta: P2LPK.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Modul implementasi program BK dalam kurikulum 2013.
Muhammad Rohman dan Sofan Amri . 2013. Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Wina Sanjaya. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Wina Sanjaya. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

0 komentar:

Posting Komentar